Kajian Tentang Pembelajaran
Kooperatif
Cooperative learning
atau pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivistik. Cooperative
learning berasal dari kata cooperative
yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu
satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Didalam
kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis
kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Pengelompokan secara
heterogen memungkin siswa untuk meningkatkan pembelajaran sosial.
Menurut
Isjoni, cooperative learning
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Tabel
1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Tingkah Laku Guru
|
Fase-1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
|
Fase-2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
|
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok kooperatif
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
|
Fase-5
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase-6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
|
Sumber : Ibrahim, dkk. (2000:10)
Model pembelajaran kooperatif ini
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi
sebagai objek pembelajaran, tetapi bisa juga berperan sebagai tutor untuk teman
sebayanya.
Kajian Tentang Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
(TPS)
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang telah memiliki prosedur yang ditetapkan secara
eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak untuk berfikir , menjawab dan saling
membantu satu sama lain. Metode pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan jawaban yang sangat tepat, serta mendorong siswa untuk
meningkatkan kerja sama antar siswa.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif TPS. Menurut Cholifah (2010:13) adalah:
1) guru mengajukan pertanyan atau problema yang terkait dengan pelajaran dan
guru mnyediakan bahan dan alat yang diperlukan 2) guru meminta para siswa untuk
mendiskusikan mengenai apa yang telah difikirkan melaui pengamatan, eksplorasi
atau prosedur penelitian 3) pada langkah akhir ini guru meminta pasangan
tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas keseluruhan mengenai apa
yang telah dibicarakan.
Penelitian ini
menggunakan metode TPS, yaitu 1) Think (berfikir) 2) Pair (berdiskusi) 3)
Share (berbagi) sebagai alat untuk menjawab rumusan masalah sehingga
tercapai tujuan penelitian. Model TPS
sebagai metode penelitian yang sistematis dan fleksibel dengan tujuan untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal-soal problem solving.
