Waspada Gunung Api
Farisa Humairoh, Winda
Eky Susanti, Fitri Ayu Setiawan, Dafit Apria W, Amilatuth Toyyiba, Lathifatur Rosidah
Jurusan Fisika, FMIPA,
Unesa
Abstrak – Indonesia berada pada
jalur cincin api Pasifik yang merupakan rangkaian gunung api aktif di dunia,
sehingga melalui kesuburan
tanahnya serta potensi alamnya, aspek sosial, ekonomi dan wisata alam dapat
ditingkatkan dengan baik oleh masyarakat di
sekitarnya. Meski demikian,, bencana erupsi gunung berpotensi besar terjadi di
Indonesia. Penelitian menyebutkan tiga ciri
utama erupsi gunung api adalah kegempaan, deformasi tanah pada kawah dan
pembentukan kubah, serta fluks gas SO2 yang dapat dipantau
menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement), tiltmeter, seismograf dan GPS (Global Position System). Indonesia sudah
menggunakan alat pendeteksi erupsi yang memadai sehingga dapat meminimalisir korban erupsi gunung api. Hal ini
terlihat dari status gunung api yang selalu bisa dipantau. Sedangkan indikator erupsi gunung api yang dapat diamati dari
setiap gunung berbeda tergantung pada kandungan gunung api tersebut.
Kata kunci: Cincin Api Pasik, kegempaan, deformasi tanah,
fluks SO2,
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang terletak di
antara pertemuan tiga lempeng besar
tektonik, yaitu: Lempeng Euro-Asia,
Lempeng Australia, dan Lempeng India sehingga
berpotensi besar mengakibatkan bencana kebumian,
seperti gempa bumi tektonik, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, dan
tsunami (Aiydan, 2008; Brune et al., 2010; Baeda, 2011; Madlazim, 2011;
Safitri, 2014). Senada dengan hal tersebut, Indonesia berada pada jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik)
yaitu jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Sehingga bencana erupsi gunung api
berpotensi besar terjadi pada negara Indonesia.
Meski demikian suatu
gunung api memiliki aspek sosial dan ekonomis yang penting bagi kemajuan wilayah sekitarnya. Misal
material erupsi Merapi seperti pasir dan batu yang menjadi
penunjang pembangunan di Yogyakarta dan Jawa Tengah demikian
juga halnya dengan produk pertanian yang dihasilkan di lereng Merapi dan
majunya perkembangan wisata yang mendukung tumbuhnya ekonomi setempat. Begitu
juga dengan manfaat Gunung Kelud bagi daerah sekitarnya dapat ditinjau dari
beberapa aspek, antara lain aspek wisata dan ekonomi. Aspek wisata berkaitan dengan
pengembangan dan pemanfaatan nilainilai alam, misalnya
wisata alam dan agrowisata yang mengembangkan kawasan perkebunan di sekitar Kelud dan hutan di sepanjang jalan menuju kawah serta wisata alam di daerah sekitar kawah. Aspek ekonomi dapat dilihat dari material pasri dan batu hasil
letusan dan lahar yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat disekitarnya sebagai bahan galian golongan C untuk bahan
bangunan (Badan Geologi, 2014).
Di sisi lain, masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah rawan bencana tersebut seharusnya
mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana tersebut sehingga lebih meminimalisir korban
jiwa. Hasil studi dampak bencana kebumian yang terjadi di beberapa negara oleh Building Research Institute and National Graduate
Institute for Policy Studies (BRI dan NGI PS, 2007
dalam Herlambang, 2014) menyebutkan bahwa korban jiwa dapat ditekan seminimal mungkin bila tingkat pengetahuan dan pemahaman
masyarakat terhadap bencana kebumian yang tinggal di sekitar daerah rawan bencana cukup tinggi. Masyarakat seharusnya
paham dengan indikator terkait aktivitas
magmatik gunung berapi.
USGS, Al Saafin, Fitriani (2014) menyebutkan bahwa tanda-tanda suatu erupsi
gunung gunung api adalah kegempaan, deformasi
tanah pada kawah dan pembentukan kubah, serta
fluks gas SO2. Selain itu juga terdapat ciri lain
seperti perubahan medan magnet, perubahan hambatan listrik,
perubahan temperatur kawah, dan perubahan kandungan
mata air gunung tersebut. Pengamatan ketiga ciri
utama digunakan untuk memprediksi erupsi suatu
gunung api. Seperti Gunung Merapi, Gunung Slamet, dan Gunung Sinabung yang dipantau secara instrumental baik dengan
menggunakan ED M (Electronic Distance
Measurement), tilt meter dan GPS (Global Position System) untuk memantau
deformasi tanah. Dari paparan di atas, penulis tertarik
mengangkat tema “Waspada Gunung Api” yang lebih menekankan pada ciri utama peningkatan aktivitas magmatik.